Siap panen

Ditandai dengan tudung jamur yang telah mekar sempurna.

Kumbung kami

Salah satu contoh kumbung jamur kami ketika baglog siap tumbuh.

Bibit jamur tiram

Bibit F2,pengembangan dari bibit F1 jamur kami.

Selesai proses sterilisasi

Setelah media d steam hinga 100c,selama 8 jam.

Proses inokulasi

Proses inokulasi dilakukan setelah media dingin.

Rabu, 26 Maret 2014

Bibit f3

Bibit f3 media padi,harga Rp 15000 per botol.
Untuk f3 media serbuk gergaji Rp 7000 per botol.

Bibit f2

Bibit f2 media jagung harga per botol Rp;100.000.Untuk order silahkan hubungi kami.



Budidaya pepaya California

Budidaya pepaya California
Tanaman dapat tumbuh pada dataran rendah dan tinggi 700 - 1000 mdpl, curah hujan 1000 - 2000 mm/tahun, suhu udara optimum 22 - 26 derajat C dan kelembaban udara sekitar 40% dan angin yang tidak terlalu kencang sangat baik untuk penyerbukan. Tanah subur, gembur, mengandung humus dan harus banyak menahan air, pH tanah yang ideal adalah netral dengan pH 6 -7.

Pembibitan

1. Persyaratan Bibit/Benih
Biji-biji yang digunakan sebagai bibit diambil dari buah-buah yang telah masak benar dan berasal dari pohon pilihan. Buah pilihan tersebut di belah dua untuk diambil biji-bijinya. Biji yang dikeluarkan kemudian dicuci bersih hingga kulit yang menyelubungi biji terbuang lalu dikeringkan ditempat yang teduh.

Biji yang segar digunakan sebagai bibit. Bibit jangan diambil dari buah yang sudah terlalu masak/tua dan jangan dari pohon yang sudah tua.

2. Penyiapan Benih
Kebutuhan benih per hektar 60 gram (± 2000 tanaman). Benih direndam dalam larutan ATONIK 2 cc/liter selama 1-2 jam, ditiriskan dan ditebari Natural GLIO kemudian disemai dalam polybag ukuran 20 x 15 cm. Media yang digunakan merupakan campuran 2 ember tanah yang di ayak ditambah 1 ember pupuk kandang yang sudah matang dan diayak ditambah 50 gram TSP dihaluskan

3. Teknik Penyemaian Benih

- Benih dimasukkan pada kedalaman 1 cm kemudian tutup dengan tanah. Disiram setiap hari. Benih berkecambah muncul setelah 12-15 hari. Pada saat ketinggiannya 15-20 cm atau 45-60 hari bibit siap ditanam.
- Biji-biji tersebut bisa langsung ditanam/disemai lebih dahulu. Penyemaian dilakukan 2 atau 3 bulan sebelum bibit persemaian itu dipindahkan ke kebun.

4. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Pada persemaian biji-biji ditaburkan dalam larikan (barisan) dengan jarak 5 - 10 cm. Biji tidak boleh dibenam dalam-dalam, cukup sedalam biji, yakni 1 cm. Dengan pemeliharaan yang baik, biji-biji akan tumbuh sesudah 3 minggu ditanam. Semprotkan Atonik dicampur EM4 sesuai dosis anjuran interval 1 minggu sekali.

5. Pemindahan Bibit
Bibit-bibit yang sudah dewasa, sekitar umur 2 - 2,5 bulan dapat dipindahkan pada permulaan musim hujan.

Pengolahan Media Tanam

1. Persiapan
Lahan dibersihkan dari rumput, semak dan kotoran lain, kemudian dicangkul/dibajak dan digemburkan.

2. Pembentukan Bedengan
- Bentuk bedengan berukuran lebar 200 - 250 cm, tinggi 20 - 30 cm, panjang secukupnya, jarak antar bedengan 60 cm.
- Buat lubang ukuran 50 x 50 x 40 cm di atas bedengan, dengan jarak tanam 2 x 2,5 m.

3. Pengapuran
Apabila tanah yang akan ditanami pepaya bersifat asam (pH kurang dari 5), setelah diberi pupuk yang matang, perlu ditambah ± 1 kg Dolomit dan biarkan 1-2 minggu.

4. Pemupukan
Sebelum diberi pupuk, tanah yang akan ditanami pepaya harus dikeringkan satu minggu, setelah itu tutup dengan tanah campuran 10 kg pupuk kandang yang telah matang dicampur dengan PUPUK PETRO ORGANIK 5 kg ditambah NPK 2 ons.

Teknik Penanaman

1. Pembuatan Lubang Tanam

-Lubang tanam berukuran 50 x 50 x 50 cm, yang digali secara berbaris. Biarkan lubang-lubang kosong agar memperoleh cukup sinar matahari. Setelah itu lubang-lubang diisi dengan tanah yang telah dicampuri dengan pupuk kandang 2 - 3 blek. Jika pupuk kandang tidak tersedia dapat dipakai EM4 dengan cara disiramkan ke lubang tanam dosis 1 sendok makan/10 lt air sebelum tanam. Lubang - lubang yang ditutupi gundukan tanah yang cembung dibiarkan 2-3 hari hingga tanah mengendap. Setelah itu baru lubang-lubang siap ditanami. Lubang-lubang tersebut di atas dibuat 1-2 bulan penanaman.
-Apabila biji ditanam langsung ke kebun, maka lubang - lubang pertanaman harus digali terlebih dahulu. Lubang-lubang pertanaman untuk biji-biji harus selesai ± 5 bulan sebelum musim hujan.

2. Cara Penanaman
Tiap-tiap lubang diisi dengan 3-4 buah biji. Beberapa bulan kemudian akan dapat dilihat tanaman yang jantan dan betina atau berkelamin dua.

Pemeliharaan Tanaman

1. Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan tanaman dilakukan untuk memperoleh tanaman betina disamping beberapa batang pohon jantan. Hal ini dilakukan pada waktu tanaman mulai berbunga.

2. Penyiangan
Kebun pepaya sama halnya dengan kebun buah-buahan lainnya, memerlukan penyiangan (pembuangan rumput). Kapan dan berapa kali kebun tersebut harus disiangi tak dapat dipastikan dengan tegas, tergantung dari keadaan.

3. Pembubunan
Kebun pepaya sama halnya dengan kebun buah-buahan lainnya, memerlukan pendangiran tanah. Kapan dan berapa kali kebun tersebut harus disiangi tak dapat dipastikan dengan tegas, tergantung dari keadaan.

4. Pemupukan
Pohon pepaya memerlukan pupuk yang banyak, khususnya pupuk organik, memberikan zat-zat makanan yang diperlukan dan dapat menjaga kelembaban tanah.

Cara pemberian pupuk:

-Tiap minggu setelah tanam beri pupuk kimia, 50 gram ZA, 25 gram Urea, 50 gram TSP dan 25 gram KCl, dicampur dan ditanam melingkar
-Satu bulan kemudian lakukan pemupukan kedua dengan komposisi 75 gram ZA, 35 gram Urea, 75 gram TSP, dan 40 gram KCl
-Saat umur 3-5 bulan lakukan pemupukan ketiga dengan komposisi 75 gram ZA, 50 gram Urea, 75 gram TSP, 50 gram KCl
-Umur 6 bulan dan seterusnya 1 bulan sekali diberi pupuk dengan 100 gram ZA, 60 gram Urea, 75 gram TSP, dan 75 gram KCl
-Siramkan EM4ke lubang tanam dengan dosis 1 sendok makan/10 liter air setiap 1-2 bulan sekali
Lakukan penyemprotan campuran insetisida,fungisida, ZPT dan Pupud Daun dengan dosis dsesuai anjuran setiap 1-2 minggu sekali setelah tanam sampai umur 2-3 bulan
-Setelah umur 3 bulan semprot dengan POC NASA 3 - 4 tutup ditambah HORMONIK dosis 1 - 2 tutup / tangki
-Penyemprotan hati - hati pada saat berbunga agar tidak kena bunga yang mekar atau lebih aman bisa disiramkan

5. Pengairan dan Penyiraman
Tanaman pepaya memerlukan cukup air tetapi tidak tahan air yang tergenang. Maka pengairan dan pembuangan air harus diatur dengan seksama. Apalagi di daerah yang banyak turun hujan dan bertanah liat, maka harus dibuatkan parit-parit. Pada musim kemarau, tanaman pepaya harus sering disirami.

Hama dan Penyakit

Kutu tanaman (Aphid sp., Tungau). Badan halus panjang 2 - 3 mm berwarna hijau, kuning atau hitam. Memiliki sepasang tonjolan tabung pada bagian belakang perut, bersungut dan kaki panjang. Kutu dewasa, ada yang bersayap dan tidak. Merusak tanaman dengan cara menghisap cairan dengan pencucuk penghisap yang panjang di bagian mulut.

Pengendalian : semprot dengan Natural BVR atau PESTONA secara bergantian

Penyakit yang sering merugikan tanaman pepaya adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur, virus mosaik, rebah semai, busuk buah, leher akar, pangkal batang dan nematoda.

Penyakit mati bujang disebabkan oleh jamur Phytophthora parasitica, P. palmivora dan Pythium aphanidermatum. Menyerang buah dan batang pepaya. Cara pencegahan: perawatan kebun yang baik, menjaga kebersihan, dan drainase serta sebarkan Natural GLIO ke lubang tanam, sedangkan penyakit busuk akar disebabkan oleh jamur Meloidogyne incognita.

Nematoda. Apabila lahan telah ditanami pepaya, disarankan agar tidak menanam pepaya kembali, untuk mencegah timbulnya serangan nematoda. Tanaman yang terinfeksi oleh nematoda menyebabkan daun menguning, layu dan mati. Pengendalian : Siramkan PESTONA ke lubang tanam

Panen dan Pasca Panen

1. Ciri dan Umur Panen
Tanaman pepaya dapat dipanen setelah berumur 7,5  bulan. Buah pepaya dipetik harus pada waktu buah itu memberikan tanda-tanda kematangan: warna kulit buah mulai menguning. Tetapi masih banyak petani yang memetiknya pada waktu buah belum terlalu matang.

2. Cara Panen
Panen dilakukan dengan berbagai macam cara, pada umumnya panen/pemetikan dilakukan dengan menggunakan "songgo" (berupa bambu yang pada ujungnya berbentuk setengah kerucut yang berguna untuk menjaga agar buah tersebut tidak jatuh pada saat dipetik).

3. Periode Panen
Panen dilakukan setiap 4 hari sekali

Hama dan cara penanggulangannya

CARA MENGATASI HAMA PADA JAMUR TIRAM

CARA MENGATASI HAMA PADA JAMUR TIRAM

       Hama merupakan organisme yang dianggap merugikan dan memang sangat merugikan. Dan hama sangatlah tidak diinginkan dalam kegiatan ataupun kehidupan sehari-hari. Organisme ini merupakan perusak tanaman yang dapat merusak tanaman dan menghambat pertumbuhan tanaman. Ciri-ciri hama sendiri cenderung dapat dilihat dengan mata telanjang. Dan yang akan saya bahas kali ini adalah tentang hama yang menyerang Jamur, khususnya Jamur Tiram. Hama yg paling sering mengganggu pada pembudidayaan Jamur Tiram & Jamur Kuping adalah ulat. Secara alami ulat memang dapat tumbuh pada jamur tiram terutama saat kondisi udara dingin kelembaban tinggi. Hama ulat banyak menyerang pada saat musim hujan. Dan saat musim kemarau jarang terjadi serangan ulat pada jamur tiram.

- CARA MENGATASI HAMA PADA JAMUR TIRAM yg disebabkan oleh kelembapan udara:
  • Usahakan pada saat pembuatan kumbung terdapat jendela yang dapat dibuka & ditutup, jadi sirkulasi udara pada kumbung dapat berjalan lancar. Kelembapan yang terlalu tinggi dapat diatasi dengan memberikan sirkulasi udara yang banyak. Mengatasi hama ulat di jamur tiram penyebab dari luar dalam budidaya jamur tiram kebersihan memang sangat diutamakan. Kebersihan kumbung yang kurang dijaga akan memicu tumbuhnya hama bagi jamur. Sisa grajen kayu & bonggol-bonggol jamur yang tidak  dibersihkan akan membusuk & mengudang datangnya hewan-hewan kecil termasuk ulat.
- CARA MENGATASI HAMA PADA JAMUR TIRAM yang disebabkan kurang bersihnya kumbung :
  • Jagalah kebersihan kumbung dengan baik, bersihkan kumbung secara berkala,terutama dari sisa-sipa panen jamur,supaya tidak  menimbulkan tumbuhnya hama ulat.
  • Mengatasi Hama Ulat Pada Jamur Tiram Sisa Panen yang kurang Bersih Setelah pemanenan kita harus sedapat mungkin membersihkan sisa akar dari jamur tiram. Karena apabila kita tdk  membersihkan bonggol yang masih tertinggal pada baglog, bonggol tersebut akan membusuk & menimbulkan hama ulat.
- CARA MENGATASI HAMA PADA JAMUR TIRAM yang timbul dari sisa bonggol :
  • Pastikan tidak  ada bonggol yang tertinggal saat kita melakukan pemanen. Cungkil bonggol setealh kita memanen sampai terlihat grajen kayunya.
- Mengatasi Hama Ulat dari Baglog
  • Penyebab dari baglog ini biasa terjadi pada saat pembibitan. Kemungkinan kurang sterilnya saat pembibitan menyebabkan bibit ulat terbawa sampai ke dalam baglog. Kemudian proses pengovenan baglog mungkin kurang sehingga tidak  mampu membunuh bibit ulat yang ada pada baglog. Bersihkan dengan sebersihnya baglog dengan melakukan pencungkilan hingga terlihat serbuk gergajinya. Penanganan Menggunakan Insektisida
        Apabila semua jenis penanganan itu masih belum dapat mengatasi hama ulat, Ini karena ulat tersebut sudah meninggalkan telur dalam baglog sehingga pembersihan lingkungan tidak  mampu mengatasi & membunuhnya. Kondisi ini apabila dibiarkan terus, maka jamur tiram yang dipanen akan terus menerus mengandung ulat. Cara penanganan khusus ini sebenarnya tidak direkomendasikan karena jamur termasuk tanaman organik, tetapi apabila sangat terpaksa dapat dilakukan. Caranya adalah : Cungkil semua jamur tiram yg ada dlm kumbung sampai tdk  menyisakan, walaupun yg kecil sekalipun. Gunakan insektisida sesuai dengan kadar atau takaran yang tertera dalam produk. Selama proses penyemprotan insektisida, kumbung tidak  boleh dilakukan penyiraman air seperti biasanya. Proses penyiraman air dilakukan setelah 3 hari dari proses penyemprotan insektisida.

Inokulasi

PENANAMAN BIBIT PADA MEDIA BAGLOG jamur tiram

    Penanaman bibit jamur tiram kedalam media baglog jamur tiram meliputi kegiatan inokulasi,inkubasi dan seleksi memasukan dalam kumbung

  • Yang dimaksud inokulasi adalah penanaman bibit jamur F3 pada media baglog jamur tiram yang sudah didinginkan atau media yang siap tanam.Siapkan bibit jamur tiram F3 botol yang akan ditanam kedalam media baglog jamur tiram terlebih dahulu, kegiatan ini dilakukan didalam ruangan yang sudah disterilkan, ( bersih ) untuk ruangan diusahakan mengunakan Exhaust atau kipas hisap .Penanaman bibit ini sebaiknya dilakukan oleh lebih dari satu orang untuk membagi tugas yang pertama menanam bibit jamur tiram yang kedua menutup kembali baglog jamur tiram yang sudah diberi bibit secara cepat .Dalam menanam bibit jamur tiram ( inokulasi ) ,bibit jamur tiram F3 dan alat yang akan digunakan sebelumya dibakar diatas bunsen atau lampu sepirtus terlabih dahulu untuk menghindari kontaminasi jamur liar.Cara pemberian/penanaman  bibit jamur tiram botol F3 yaitu buka tutup plastik yang ada pada cincin baglog setelah itu masukan bibit jamur tiram F3 kedalam media baglog jamur tiram melalui cincin baglog jamur tiram tersebut,tutup kembali media baglog jamur tiram tersebut dengan menggunakan kertas yang sudah dipanaskan diatas bunsen atau lampu sepritus ( tidak terbakar ) dan ikat kembali dengan karet.
  • Inkubasi dilakukan setelah pekerjaan inokulasi selesai,yaitu penempatan media baglog jamur tiram yang sudah ditanam dengan bibit jamur tiram F3 disuatu / tempat ruangan inkubasi tersendiri,dengan menata diatas rak atau ditumpuk secara horizontal maupun vertikal pada ruangan gelap atau sedikit cahaya dan suhu atau temperatur 28 derajat celcius ( suhu kamar ) selama 30 sampai 40 hari setelah misilium penuh ataupun masih berjalan 50% dari baglog jamur tiram.
  •  
  • Kemudian diadakan seleksi baglog yang akan didistribusikan kedalam kumbung.Baglog jamur tiram yang rusak dibuang jangan didistribusikan kedalam kumbung .

Sterilisasi

Sterilisasi Baglog jamur tiram

  1. Sterilsasi media ( baglog ) jamur tiram dapat dilakukan secara tradisional maupun modern.Guna melakukan sterilsasi media untuk membunuh sisa - sisa mikroba atau jamur liar yang terbawa oleh bahan atau media yang dibuat.Sterilisator media dengan tradisional dengan menggunakan drum minyak tanah atau oli  yang telah dimodifikasi yang menjadi stemer dan boiler yang peranya menjadi satu, Alat tersebut hampir sama dengan prisip dandang untuk menanak nasi atau mengukus,tetapi apabila sterilisasi baglog jamur tiram, uap hasil pembakaran tidak dibuang seperti menanak nasi tetapi diredam atu tidak dibuang percuma,dengan temperatur 90 sampai 100 derajat celcius, dengan bahan bakar gas maupun kayu.Apabila menggunakan sterilisator modern kita bisa menggunakannya dengan tekanan 2 atmofir dan sampai suhu 120 derajat celcius. 
  2. Pendinginan media dilalukan setelah sterilisasi selesai, usahakan pengambilan media dari dalam sterilisator tradisional dilakukan 1 atau 2 hari setelah sterilisasi atau suhu menunjukan 35 derajat celcius.

Pembuatan Media

PEMBUATAN BAGLOG atau MEDIA jamur tiram


BAHAN BAKU DAN PERALATAN
       Tempat menananm bibit jamur kayu seperti jamur tiram dan sebagainya disebut baglog,yaitu media tanam yang dimasukkan kedalam kantong plastik dan menyerupai potongan kayu gelondong,atau banyak kita lihat seperti botol bensin yang sering kita jumpai dipinggir jalan.
       Adapun berbagai jenis kayu yang dapat digunakan pembuatan baglog jamur tiram
  • Akasia ( Acacia confusa )
  • Wuru kembang ( Acer palmatum )
  • Sengon ( Albasia falcata )
  • Kemiri cina, Muncang cina ( Aleurities fordil )
  • Randu alas ( Bombax ceiba )
  • Pohon besaran, besemah, sepukan, glugu ( Broussonetia papyrifera )
  • Randu kapuk ( Ceiba pentandra )
  • Areuyu dedurenan ( Elaegnus pungenus )
  • Dadap ( Erythrins sp )
  • Bringin atau karet ( Ficus retusa )
  • dll
dan dari berbagai jenis limbah pohon yang dapat digunakan, ada beberapa pohon yang tidak dapat digunakan sebagai bahan pokok media jamur tiram,dikarenakan mengandung minyak seperti pinus.
       Sebelum melangkah pada proses pencampuran, pembuatan baglog jamur tiram, sterilisasi serta pembibitan ada beberapa peralatan yang harus didisediakan :
  1. Cangkul atau sekrop
  2. Alat pengayak ( jika diperlukan )
  3. Plastik Polipropilen ( PP ) dengan ukuran 0,03 x 18 x 35  bisa disesuai dengan kebutuhan
  4. Cincin baglog bisa diganti dengan potongan pipa paralon, ataupun potongan bambu kecil
  5. Karet
  6. Kapas,kapuk atau potongan plastik ukuran sesuai dengan besarnya cincin plastik
  7. Kertas bekas / koran 
  8. Bunsen atau lampu sepirtus
FORMULA / BAHAN - BAHAN media jamur tiram
      Sebelum pencampuran ada beberapa formula sebagai media jamur tiram, jamur kuping, jamur ling zhi,
  • FORMULA 1 : Serbuk kayu/gerajen 100% + Bekatul/dedak 15% + Kalsium Karbonat  ( CaCo3 ) 1% + Air 40% s/d 50%
  • FORMULA 2 : Serbuk kayu/gerajen 100% + Bekatul/dedak 15% + Kalsium Karbonat  ( CaCo3 ) 1% + Beras jagung 10% + Air 40% s/d 50%
  • FORMULA 3 : Serbuk kayu/gerajen 100% + Bekatul/dedak 15% + Kalsium Karbonat  ( CaCo3 ) 1% + Beras jagung 10% + Pupuk SP 36 ml/1liter air + Air 40% s/d 50%
Ket : Untuk perhitungan % keadaan Serbuk kayu kering bukan basah karena pengaruh pada tingkat  keberhasilan pembuatan baglogjamur tiram

dari ketiga formula diatas ada kelebihan maupun kekurangannya, pada formula 1 dan 2 jamur tiram yang dihasilkan lebih segar dan organik maupun tingkat keawetan dari jamur tiram yang dihasilkan lebih panjang dibandingkan formula 3.Pada formula 3 jamur yang dihasilkan lebih banyak mengandung kadar air/basah mengakibatkan tidak tahan lama,tetapi bobot yang dihasilkan lebih berat dari formula 1 dan 2.Tetapi saya menyarankan untuk lebih baiknya menggunakan formula 1 dan 2, dikarenakan organik dan tahan lama juga jamur tiram yang dihasilkan lebih putih dan fress.

Langkah-langkah

Pencampuran bahan/media dan pengomposan
  1. Dari ketiga formula diatas bisa dipakai.Pencampuran bisa dilakukan dengan tangan atau alat tergantung pada banyaknya bahan yang akan dipakai pembuatan baglog jamur tiram  itu sendiri. Bahan tersebut dicampur atau diaduk secara merata,supaya homogen dan tidak terjadi gumpalan-gumpalan antara serbuk kayu dan kapur ( CaCo3 )karena bisa menghambat perumbuhan miselium nantinya.Yang harus diketahui untuk tingkat keasama campuran 5,5%-6,5% PHnya.Cara mengetahui kadar air sudah sesuai dengan cara mengumpalkan  campuaran media tersebut pada tangan lalu ditekan keras kemudian dibuka apabila gumpalan pada tangan tidak pecah atau hancur ( menggumpal ) maka media atau bahan tersebut kelebihan air,dan cara yang lain dengan menggunakan kertas PH meter maupun yang otomatis, sehingga PH atau keasama mengalami kenaikan  menjadi 7 % lebih, apabila kelebihan kadar airnya, menimbulkan banyak kontaminasi pada media baglog maupun menghambat pertumbuhan miselium jamur dikarenakan PHnya terlalu tinggi, meskipun sudah mengalami sterilasasi.
  2. Pengomposan dilakukan setelah proses pencampuran bahan-bahan diatas,pengomposan ini dilakukan minimal 3 hari setelah pencampuran bahan-bahan diatas.Pengomposan  bahan-bahan atau media diatas bertujuan menguraikan senyawa-senyawa yang terdapat didalamnya agar lebih menjadi sederhana sehingga mudah diserap dan dicerna oleh miselium jamur tiram.Cara pengomposan dilakukan penumpukan media tam dengan setinggi 15 cm,lalu diatas media tersebut ditutup dengan menggunakan terpal, plastik ataupun karung bekas pakan ayam, selama 3 hari dan tumpukan media tersebut akan terasa panas,ini menandakan penguraian terjadi.
Pembuatan Baglog jamur tiram
  1. Pembungkusan dilakukan setelah tahapan pengomposan selesai, lakukan pembungkusan dengan menggunakan plastik polipropilen ( PP ) dengan ukuran 0,03 x 18 x 35 atau sesuai dengan yang diinginkan oleh pembuat.Pembungkusan media dapat dilakukan secara manual atau menggunakan alat yang pada intinya sama yaitu pemadatan media,dengan cara memasukan media/bahan kedalam kantung plastik dengan ketinggian sekitar 25cm.Pemadatan media  manual dilakukan pemukulan dengan menggunakan botol atau alat sejenisnya tetapi bila dengan alat mesin pemadatan sudah dilakukan secara otomatis oleh mesin itu sendiri. Setelah pemadatan selesai pemadatan maka dilakukan pemberian cincin plastik/potongan pipa paralon maupun bambu pada ujung plastik yang terbuka, tepat pada batas media tanam, lalu disumpal dengan kapas,kapuk atau ditutup dengan plastik yang dipotong kecil-kecil dengan ukuran sesuai ukuran cincin plastik maupun potongan pipa paralon ( lalu ikat dengan menggunakan karet ) untuk menghemat biaya.

Jumat, 14 Maret 2014

Tentang Jamur Tiram

 Tentang jamur tiram

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung.Jamur tiram masih satu kerabat dengan Pleurotus eryngii dan sering dikenal dengan sebutan King Oyster Mushroom.

Karakteristik

Tubuh buah jamur tiram memiliki tangkai yang tumbuh menyamping (bahasa Latin: pleurotus) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus) sehingga jamur tiram mempunyai nama binomial Pleurotus ostreatus.Bagian tudung dari jamur tersebut berubah warna dari hitam, abu-abu, coklat, hingga putih, dengan permukaan yang hampir licin, diameter 5-20 cm yang bertepi tudung mulus sedikit berlekuk.Selain itu, jamur tiram juga memiliki spora berbentuk batang berukuran 8-11×3-4μm serta miselia berwarna putih yang bisa tumbuh dengan cepat.
Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan pegunungan daerah yang sejuk.Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang karena jamur tiram adalah salah satu jenis jamur kayu.Untuk itu, saat ingin membudidayakan jamur ini, substrat yang dibuat harus memperhatikan habitat alaminya. Media yang umum dipakai untuk membiakkan jamut tiram adalah serbuk gergaji kayu yang merupakan limbah dari penggergajian kayu.

Siklus hidup

 Pada umumnya jamur tiram, Pleurotus ostreatus, mengalami dua tipe perkembangbiakan dalam siklus hidupnya, yakni secara aseksual maupun seksual.Seperti halnya reproduksi aseksual jamur, reproduksi aseksual basidiomycota secara umum yang terjadi melalui jalur spora yang terbentuk secara endogen pada kantung spora atau sporangiumnya, spora aseksualnya yang disebut konidiospora terbentuk dalam konidium. Sedangkan secara seksual, reproduksinya terjadi melalui penyatuan dua jenis hifa yang bertindak sebagai gamet jantan dan betina membentuk zigot yang kemudian tumbuh menjadi primodia dewasa. Spora seksual pada jamur tiram putih, disebut juga basidiospora yang terletak pada kantung basidium.
Mula-mula basidiospora bergerminasi membentuk suatu masa miselium monokaryotik, yaitu miselium dengan inti haploid. Miselium terus bertumbuh hingga hifa pada miselium tersebut berfusi dengan hifa lain yang kompatibel sehingga terjadi plasmogami membentuk hifa dikaryotik. Setelah itu apabila kondisi lingkungan memungkinkan (suhu antara 10-20 °C, kelembapan 85-90%, cahaya mencukupi, dan CO2 < 1000 ppm) maka tubuh buah akan terbentuk. Terbentuknya tubuh buah diiringi terjadinya kariogami dan meiosis pada basidium.
Nukleus haploid hasil meiosis kemudian bermigrasi menuju tetrad basidiospora pada basidium.Basidium ini terletak pada bilah atau sekat pada tudung jamur dewasa yang jumlahnya banyak (lamela).Dari spora yang terlepas ini akan berkembang menjadi hifa monokarion. Hifa ini akan memanjangkan filamennya dengan membentuk cabang hasil pembentukan dari dua nukleus yang dibatasi oleh septum (satu septum satu nukleus). Kemudian hifa monokarion akan mengumpul membentuk jaringan sambung menyambung berwarna putih yang disebut miselium awal dan akhirnya tumbuh menjadi miselium dewasa (kumpulan hifa dikarion). Dalam tingkatan ini, hifa-hifa mengalami tahapan plasmogami, kariogami, dan meiosis hingga membentuk bakal jamur.Nantinya, jamur dewasa ini dapat langsung dipanen atau dipersiapkan kembali menjadi bibit induk.
 

Syarat pertumbuhan

 Dalam menggunakan media pertumbuhan, jerami yang baik untuk dibuat sebagai bahan media tanam adalah dari jenis jerami yang keras sebab jerami yang keras banyak mengandung selulosa yang merupakan bahan yang diperlukan oleh jamur dalam jumlah banyak disamping itu jerami yang keras membuat media tanaman tidak cepat habis.Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jerami sebagai bahan baku media tanam adalah dalam hal kebersihan dan kekeringan, selain itu jerami yang digunakan tidlak busuk dan tidak ditumbuhi jamur jenis lain. Media yang terbuat dari campuran bahan-bahan tersebut perlu diatur kadar airnya. Kadar air diatur 60 - 65 % dengan menambah air bersih agar misellia jamur dapat tumbuh dan menyerap makanan dari media tanam dengan baik.

Habitat alami jamur tiram
Secara alami, jamur tiram Pleurotus ditemukan di hutan dibawah pohon berdaun lebar atau di bawah tanaman berkayu.Jamur tiram tidak memerlukan cahaya matahari yang banyak, di tempat terlindung miselium jamur akan tumbuh lebih cepat daripada di tempat yang terang dengan cahaya matahari berlimpah.Pertumbuhan misellium akan tumbuh dengan cepat dalam keadaan gelap/tanpa sinar. Pada masa pertumbuhan misellium, jamur tiram sebaiknya ditempatkan dalam ruangan yang gelap, tetapi pada masa pertumbuhan badan buah memerlukan adanya rangsangan sinar. Pada tempat yang sama sekali tidak ada cahaya badan buah tidak dapat tumbuh, oleh karena itu pada masa terbentuknya badan buah pada permukaan media harus mulai mendapat sinar dengan intensitas penyinaran 60 - 70 %.
Pada budidaya jamur tiram suhu udara memegang peranan yang penting untuk mendapatkan pertumbuhan badan buah yang optimal. Pada umumnya suhu yang optimal untuk pertumbuhan jamur tiram, dibedakan dalam dua fase yaitu fase inkubasi yang memerlukan suhu udara berkisar antara 22 - 28 OC dengan kelembapan 60 - 70 % dan fase pembentukan tubuh buah memerlukan suhu udara antara 16 - 22 OC.
Tingkat keasaman media juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur tiram. Apabila pH terlalu rendah atau terlalu tinggi maka pertumbuhan jamur akan terhambat. bahkan mungkin akan tumbuh jamur lain yang akan mergganggu pertumbuhan jamur tiram itu sendiri. Keasaman pH media perlu diatur antara pH 6 - 7 dengan menggunakan kapur (Calsium carbonat).
Kondisi di atas lebih mudah dicapai di daerah dataran tinggi sekitar 700-800 m dpl.Kemungkinan budidaya jamur di dataran rendah tidaklah mustahil asalkan iklim ruang penyimpanan dapat diatur dan disesuaikan dengan keperluan jamur.
 

Kandungan gizi

 Berdasarkan penelitian Sunan Pongsamart, biochemistry, Faculty of Pharmaceutical Universitas Chulangkorn, jamur tiram mengandung protein, air, kalori, karbohidrat, dan sisanya berupa serat zat besi, kalsium, vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin C.
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan bahan makanan bernutrisi dengan kandungan protein tinggi, kaya vitamin dan mineral, rendah karbohidrat, lemak dan kalori. Jamur ini memiliki kandungan nutrisi seperti vitamin, fosfor, besi, kalsium, karbohidrat, dan protein.Untuk kandungan proteinnya, lumayan cukup tinggi, yaitu sekitar 10,5-30,4%.
Komposisi dan kandungan nutrisi setiap 100 gram jamur tiram adalah 367 kalori, 10,5-30,4 persen protein, 56,6 persen karbohidrat, 1,7-2,2 persen lemak, 0.20 mg thiamin, 4.7-4.9 mg riboflavin, 77,2 mg niacin, dan 314.0 mg kalsium.Kalori yang dikandung jamur ini adalah 100 kj/100 gram dengan 72 persen lemak tak jenuh.Serat jamur sangat baik untuk pencernaan. Kandungan seratnya mencapai 7,4- 24,6 persen sehingga cocok untuk para pelaku diet.
Kandungan gizi jamur tiram menurut Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian. Protein rata-rata 3.5 – 4 % dari berat basah.Berarti dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan asparagus dan kubis. Jika dihitung berat kering. Kandungan proteinnya 10,5-30,4%. Sedangkan beras hanya 7.3%, gandum 13.2%, kedelai 39.1%, dan susu sapi 25.2%. Jamur tiram juga mengandung 9 macam asam amino yaitu lisin, metionin, triptofan, threonin, valin, leusin, isoleusin, histidin, dan fenilalanin. 72%
Lemak dalam jamur tiram adalah asam lemak tidak jenuh sehingga aman dikonsumsi baik yang menderita kelebihan kolesterol (hiperkolesterol) maupun gangguan metabolisme lipid lainnya. 28% asam lemak jenuh serta adanya semacam polisakarida kitin di dalam jamur tiram diduga menimbulkan rasa enak. Jamur tiram juga mengandung vitamin penting, terutama vitamin B, C dan D. vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin), niasin dan provitamin D2 (ergosterol), dalam jamur tiram cukup tinggi.Mineral utama tertinggi adalah Kalium, Fosfor, Natrium, Kalsium, dan Magnesium. Mineral utama tertinggi adalah : Zn, Fe, Mn, Mo, Co, Pb.[10] Konsentrasi K, P, Na, Ca dan Me mencapai 56-70% dari total abu dengan kadar K mencapai 45%.Mineral mikroelemen yang bersifat logam dalam jarum tiram kandungannya rendah, sehingga jamur ini aman dikonsumsi setiap hari.

Manfaat


Jamur tiram sebagai bahan makanan
Jamur tiram juga memiliki berbagai manfaat yaitu sebagai makanan, menurunkan kolesterol, sebagai antibakterial dan antitumor, serta dapat menghasilkan enzim hidrolisis dan enzim oksidasi. Selain itu, jamur tiram juga dapat berguna dalam membunuh nematoda
Jamur tiram ini memiliki manfaat kesehatan diantaranya, dapat mengurangi kolesterol dan jantung lemah serta beberapa penyakit lainnya. Jamur ini juga dipercaya mempunyai khasiat obat untuk berbagai penyakit seperti penyakit lever, diabetes, anemia. Selain itu jamur tiram juga dapat bermanfaat sebagai antiviral dan antikanker serta menurunkan kadar kolesterol.
Di samping itu, jamur tiram juga dipercaya mampu membantu penurunan berat badan karena berserat tinggi dan membantu pencernaan.Jamur tiram ini mengandung senyawa pleuran yang berkhasiat sebagai antitumor, menurunkan kolesterol, serta bertindak sebagai antioksidan.Adanya polisakarida, khususnya Beta-D-glucans pada jamur tiram mempunyai efek positif sebagai antitumor, antikanker, antivirus (termasuk AIDS), melawan kolesterol, antijamur, antibakteri, dan dapat meningkatkan sistem imun.Pada jamur tiram, produk ini disebut sebagai plovastin yang di pasaran dikenal sebagai suplemen penurun kolesterol (komponen aktifnya statin yang baik untuk menghambat metabolisme kolesterol di dalam tubuh manusia).
Dilihat dari kandungan gizi yang terdapat dalam jamur tiram maka bahan ini termasuk aman untuk dikonsumsi. Adanya serat yaitu lignoselulosa baik untuk pencernaan.USDA (United States Drugs and Administration) yang melakukan penelitian pada tikus menunjukkan bahwa dengan pemberian menu jamur tiram selama 3 minggu akan menurunkan kadar kolesterol dalam serum hingga 40 % dibandingkan dengan tikus yang tidak diberi pakan yang mengandung jamur tiram. Sehingga mereka berpendapat bahwa jamur tiram dapat menurunkan kadar kolesterol pada penderita hiperkolesterol.Di Jepang saat ini sedang diteliti potensi jamur tiram sebagai bahan makanan yang dapat mencegah timbulnya tumor.

Budidaya

Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan pegunungan daerah yang sejuk.Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang karena jamur tiram adalah salah satu jenis jamur kayu.Untuk itu, saat ingin membudidayakan jamur ini, substrat yang dibuat harus memperhatikan habitat alaminya.Dalam budidaya jamur tiram dapat digunakan substrat, seperti kompos serbuk gergaji kayu, ampas tebu atau sekam. Hal yang perlu diperhatikan dalam budi daya jamur tiram adalah faktor ketinggian dan persyarataan lingkungan, sumber bahan baku untuk substrat tanam dan sumber bibit.Miselium dan tubuh buahnya tumbuh dan berkembang baik pada suhu 26-30 °C.Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) mulai dibudidayakan pada tahun 1900. Budidaya jamur ini tergolong sederhana.Jamur tiram biasanya dipeliharan dengan media tanam serbuk gergaji steril yang dikemas dalam kantung plastik.

Media tanam dan komposisi

Media tanam Pleurotus ostreatus yang digunakan adalah serbuk gergaji yang dicampur dengan air, dedak 10% dan kapur 1%. Fungsi dari serbuk adalah sebagai bahan dasar dari pertumbuhan jamur. Serbuk gergaji mengandung lignin, selulosa, karbohidrat, dan serat yang dapat didegradasi oleh jamur menjadi karbohidrat yang kemudian dapat digunakan untuk sintesis protein. Air pada serbuk gergaji berfungsi sebagai pembentuk kelembapan dan sumber air bagi pertunbuhan jamur. Dedak dan kapur merupakan bahan tambahan pada media tanam Pleurotus ostreatus. Dedak ditambahkan pada media untuk meningkatkan nutrisi media tanam, terutama sebagai sumber karbohidrat, karbon, dan nitrogen. Kapur merupakan sumber kalsium bagi pertumbuhan jamur. Selain itu juga kapur berfungsi untuk mengatur pH media pertumbuhan jamur.

Media lain

Media yang dapat digunakan seperti media serbuk gergaji yang mengandung selulosa, lignin, pentosan, zat ekstraktif, abu, jerami padi, media limbah kapas, alang-alang, daun pisang, tongkol jagung, klobot jagung, gabah padi, dan lain sebagainya.Tetapi, tetap saja pertumbuhan yang paling baik ada di media serbuk gergaji dan merang.Penyebabnya adalah karena jumlah lignoselulosa, lignin, dan serat pada serbuk gergaji dan merang memang lebih tinggi. Sebagai contohnya dalam pembuatan media jerami padi, bahan-bahan yang digunakan adalah 15-20% jerami padi, 2.5% bekatul kaya karbohidrat, karbon, dan vitamin B komplek yang bisa mempercepat pertumbuhan dan mendorong perkembangan tubuh buah jamur, 1-1.5% kalsium karbonat atau kapur menetralkan media sehingga dapat ditumbuhi oleh jamur (pH 6,8 – 7,0). Selain itu, kapur juga mengandung kalsium sebagai penguat batang / akar jamur agar tidak mudah rontok. 0.5% gips dapat memperkokoh struktus suatu bahan campuran, dan terakhir 0.25% pupuk TS sebagai nutrisi.

Metode budidaya

Budi daya jamur tiram menggunakan substrat serbuk kayu dengan tahapan sebagai berikut: serbuk gergaji ditambahkan dedak 10% dan kapur 1% sebagai zat hara pertumbuhan jamur.Semua bahan diaduk rata dan campuran bahan tadi dimasukkan ke dalam plastik yang tahan panas hingga terisi 2/3 bagian. Baru kemudian dipadatkan (dipukul-pukul dengan botol kaca). Setelah cukup padat, leher plastik bagian atas dimasukkan pipa paralon dan dibagian tengah media subtrat diberi lubang dan ditancapkan tips. Selanjutnya ditutupi dengan kapas lalu media substrat dilapisi dengan kertas dan diikat dengan karet.
Media tersebut disterilisasi pada 121˚C selama 20 menit di dalam autoklaf untuk memastikan bahwa tidak ada kontaminan yang tumbuh yang mungkin akan mengganggu pertumbuhan jamur. Setelah steril, media substrat dibuka secara aseptis, lalu tips di tengah-tengah media dan kapas diambil dengan pinset steril. Lubang yang terbentuk diisi dengan bibit jamur tiram yang ditumbuhkan pada biji sorgum pada botol (aseptis).Lalu media ditutup kapas lagi dan dibungkus dengan kertas.Media substrat diinkubasi pada suhu ruang selama beberapa minggu hingga tumbuh miselium.Setelah tumbuh miselium, kapas pada media dibuang dan media dibiarkan terbuka.Semprotkan air setiap hari pada tempat pertumbuhan jamur agar kondisi sekitar lembap dan mendukung pertumbuhannya.Tubuh buah jamur akan tumbuh secara perlahan-lahan ketika media lembap dalam waktu sekitar 1 bulan lebih.Tubuh buah yang sudah cukup besar diambil dan ditimbang untuk diamati pertumbuhannya setiap minggu.



Sumber;http://cur.lv/880r8